"My Name Is Khan": Film Yang Penuh Motivasi dan Kasih Sayang Pada Sesama
Mr. President, My Name Is Khan And I'm Not Terorist.....
Halo Sobat semua..,, kali ini saya akan membahas dengan sebuah film dari India yang menurut saya sangat pantas untuk kita tonton mengingat bahwa kita merupakan orang muslim yang hidup di negeri yang heterogen. Film ini dibintangi oleh bintang film kawakan misalnya Shah Rukh Khan dan sebagian lokasi syutingnya di Amerika Serikat.
Halo Sobat semua..,, kali ini saya akan membahas dengan sebuah film dari India yang menurut saya sangat pantas untuk kita tonton mengingat bahwa kita merupakan orang muslim yang hidup di negeri yang heterogen. Film ini dibintangi oleh bintang film kawakan misalnya Shah Rukh Khan dan sebagian lokasi syutingnya di Amerika Serikat.
Film ini bermula ketika seorang anak yang bisa dikatakan penderita autis, Rizvan Khan lahir dan berkembang pada kecilnya di suatu tempat kumuh di India. Saat itu terjadi perseteruan antara kelompok masyarakat Hindu dan Islam sehingga tiap saat ia selalu mendengar caci maki. Beruntung, Rizvan mempunyai ibu yang sangat mengasihinya dan selalu mengajarkan arti cinta pada sesama meski kepada pemeluk agama berbeda. Berkat ibunya, Rizvan tumbuh menjadi anak yang peduli dan cinta terhadap sesama. Dia mempunyai kebiasaan menggelintir batu-batu kecil untuk mengekspresikan perasaan hatinya. Ketika menginjak dewasa ibunya menyuruh Rizwan untuk les ke tempat sarjana yang tertutup dan tidak sukses. Berkat les inilah Rizvan ditempa berbagai ilmu sehingga semakin mengasah ketajaman fikirnya. Akan tetapi keputusan ilmunya untuk memprivat Rizvan menjadi benih kebencian Zakir, saudaranya.
Ketika menginjak dewasa ibu Rizvan meninggal dan Rizvan pun dibawa oleh Zakir untuk tinggal di San Fransisko, Amerika Serikat. Di Amerika, kehidupan baru Rizvan dimulai. Ia mendapat pekerjaan sebaagi sales produk kecantikan. Pekerjaan inilah yang membawa Rizvan pada Mandira, perempuan yang kelak berpengaruh besar dalam hidupnya. Singkat kata, Rizvan akhirnya menikah dengan Mandira. Meski Mandira sebenarnya sudah punya satu anak lelaki yang bernama Sameer, tapi cinta Rizvan terhadap istri dan anak tiada bedanya. Dia hidup bahagia berdampingan dengan keluarga Garrick, tetangga baik yang beragama Kristen. Sameer berkawan dekat dengan anak dari keluarga itu yaitu Reese.
Keluarga Rizvan alias Khan mulai terganggu semenjak tragedi WTC 11 September 2001. Tragedi yang meluluh lantakkan gedung WTC di New York itu memicu sikap permusuhan dari warga Amerika terhadap orang Muslim. Tentu saja keluarga Khan terpengaruh dengan itu. Bisnis yang di bangun Rizvan dan Mandira menjadi agak bangkrut. Keadaan diperparah setelah Mark (kepala keluarga Garrick) tewas di Afganistan mengakibatkan retaknya hubungan antara keluarga Khan dengan Sarah (istri Mark), bahkan Reese pun ikut-ikutan memusuhi Sameer.
Pada suatu saat, terjadi pertengkaran antara Sameer dan Reese. Sameer dihajar oleh teman-temannya yang lebih tua dan berbadan besar. Sebuah tendangan dilancarkan kepada Sameer mengakibatkan Sameer meninggal di rumah sakit akibat pecahnya empedu. Kejadian itu membuat Mandira shock bahkan shock itu berganti memaci maki Khan dengan mengatakan bahwa ia menyesal jadi muslim dan meiliki suami muslim. Akhirnya Mandira mengusir Rizvan dengan syarat bahwa ia boleh kembali ketika Rizvan sanggup bertemu presiden Amerika dan mengatakan bahwa ia bukan teroris. Syarat itu akan dipenuhi oleh Rizvan sehingga ia pergi. Selepas kepergian Rizvan, Mandira menyesal dan mencoba untuk mengurusi pembunuhan Sameer di kepolisian.
Petualangan Khan dimulai. Permintaan Mandira ini ditanggapi serius sehingga membawa Rizvan keliling Amerika hanya bertujuan bertemu presiden dan mengatakan bahwa dirinya bukan teroris. Perjalanan ini yang membawanya ke Wihelmina, Georgia dan berteman dengan anak ibu berbangsa negro bernama Mama Jenny dan putranya, Joel. Dari Georgia ia kembali berkelana ke Los Angels dimana ketika ia berdoa di suatu masjid, ia mendengar perbincangan kelompok Islam ekstriam yang dipimpin oleh Faisal Rahman. Rizvan tidak setuju dengan pernyatan-pernyataan kelompok ekstrim itu karena tidak sesuai dengan prinsipnya bahwa Islam itu menyejukkan dan cinta damai. Karena membaca keadaan yang kurang beres, Rizvan akan melaporkan ke FBI tetapi badan itu tidak merespon.
Ketika presiden Amerika mengunjungi sebuah kampus di Los Angels, Rizvan memanfaatkan kesempatan itu untuk dapat bertemu dengan sang Presiden. Ia menunggu ditengah-tengah kerumunan. Saat presiden turun dari mobilnya, Rizvan berkata "Mr Presiden, My Name Is Khan and I'm Not Terorist,, I'm Not Terorist!!!!". Kata-kata itu menarik perhatian dan akhirnya menarik perhatian pengunjung pihak keamanan pun menangkap Rizvan dan membawanya ke penjara. Penangkapan ini akibat salah tafsir dari pihak kepolisian yang mengira bahwa Rizvan adalah teroris.
Di penjara ia diinterogasi karena tuduhan teroris, tetapi oleh psikiater Radha dapat meyakinkan polisi bahwa ia tak bersalah. Rizvan dibebaskan atas kampanye media massa oleh wartawan India yang bekerja di salah satu televisi Amerika yaitu Raj, Komal, dan Bobby Ajuha. Setelah Rizvan bebas, badai menghantam Wihelmina yang menyebabkan penduduk (termasuk Mama Jenny dan Joel) berlindung di sebuah gereja. Mendengar kejadian itu Rizvan menunda niatnya untuk bertemu presiden Amerika dan langsung menuju Wihelmina. Sesampainya disana, Rizvan membantu para korban badai. Upayanya menarik perhatian media massa serta banyak komunitas muslim yang ikut membantu meringankan beban korban bencana.
Pada saat yang sama Reese mengaku pada Mandira tentang kejadian pembunuhan Sameer dan mengungkapkan identitas si pembunuh. Hal ini mengakibatkan penangkapan pada pelaku pembunuhan termasuk Reese sendiri. Tetapi ibu Reese, Sarah memohon untuk menmaafkan Reese karena ia tak mau kehilangan Reese.
Setelah tertangkapnya Reese, Mandira menyesal dan berniat ingin mencari Rizvan. Ia pun bergabung dengan tim orang muslim yang membantu korban bencana di Wihelmina dan bertemu dengan Rizvan di gereja tempat berlindungnya para korban. Tetapi pertemuan antara Mandira dan Rizvan itu terganggu karena Rizvan ditusuk oleh pengikut pengikut Faisal Rahman yang beranggapan bahwa Rizvan adalah penghianat Islam. Rizvan pun dibawa ke rumah sakit.
Akhirnya dengan kegigihan dan ketabahannya, Rizvan dan Mandira dapat bertemu dengan Presiden Barrack Obama dan dapat menyampaikan pesan bahwa ia bukan teroris.
Nah, itulah sekelumit sinopsis dari film My Name Is Khan. menarik bukan?? Film ini mencerminkan bahwa Islam sesungguhnya agama yang menyukai perdamaian dan kasih sayang kepada sesama. Selain itu, film ini semakin enak dipandang karena didukung dengan audio visual yang jelas. Seperti halnya dengan film India lainnya, film ini juga banyak mengandung gerak dan lagu dibeberapa adegannya. Bedanya, lagu-lagu dalam film ini tidak terkesan lebay. KElebihan lain adalah plot cerita yang sangat runtut dan segala permasalahan Rizvan dapat tergambar baik disini.
Kekurangan dari film ini adalah kurangnya kejelasan agama dari Mandira, apakah ia Hindu atau muslim. Selalin itu, ada pula kejanggaalan misalnya ketika Wihelmina terjadi bencana tidak ada satu aparat pun yang ikut mengevakuasi warga. Selain itu, ketika bantuam datang, seharusnya warga dievakuasi menjauh dari kawasan bencana, bukan malah berlindung di gereja.
Ketika presiden Amerika mengunjungi sebuah kampus di Los Angels, Rizvan memanfaatkan kesempatan itu untuk dapat bertemu dengan sang Presiden. Ia menunggu ditengah-tengah kerumunan. Saat presiden turun dari mobilnya, Rizvan berkata "Mr Presiden, My Name Is Khan and I'm Not Terorist,, I'm Not Terorist!!!!". Kata-kata itu menarik perhatian dan akhirnya menarik perhatian pengunjung pihak keamanan pun menangkap Rizvan dan membawanya ke penjara. Penangkapan ini akibat salah tafsir dari pihak kepolisian yang mengira bahwa Rizvan adalah teroris.
Di penjara ia diinterogasi karena tuduhan teroris, tetapi oleh psikiater Radha dapat meyakinkan polisi bahwa ia tak bersalah. Rizvan dibebaskan atas kampanye media massa oleh wartawan India yang bekerja di salah satu televisi Amerika yaitu Raj, Komal, dan Bobby Ajuha. Setelah Rizvan bebas, badai menghantam Wihelmina yang menyebabkan penduduk (termasuk Mama Jenny dan Joel) berlindung di sebuah gereja. Mendengar kejadian itu Rizvan menunda niatnya untuk bertemu presiden Amerika dan langsung menuju Wihelmina. Sesampainya disana, Rizvan membantu para korban badai. Upayanya menarik perhatian media massa serta banyak komunitas muslim yang ikut membantu meringankan beban korban bencana.
Pada saat yang sama Reese mengaku pada Mandira tentang kejadian pembunuhan Sameer dan mengungkapkan identitas si pembunuh. Hal ini mengakibatkan penangkapan pada pelaku pembunuhan termasuk Reese sendiri. Tetapi ibu Reese, Sarah memohon untuk menmaafkan Reese karena ia tak mau kehilangan Reese.
Setelah tertangkapnya Reese, Mandira menyesal dan berniat ingin mencari Rizvan. Ia pun bergabung dengan tim orang muslim yang membantu korban bencana di Wihelmina dan bertemu dengan Rizvan di gereja tempat berlindungnya para korban. Tetapi pertemuan antara Mandira dan Rizvan itu terganggu karena Rizvan ditusuk oleh pengikut pengikut Faisal Rahman yang beranggapan bahwa Rizvan adalah penghianat Islam. Rizvan pun dibawa ke rumah sakit.
Akhirnya dengan kegigihan dan ketabahannya, Rizvan dan Mandira dapat bertemu dengan Presiden Barrack Obama dan dapat menyampaikan pesan bahwa ia bukan teroris.
Nah, itulah sekelumit sinopsis dari film My Name Is Khan. menarik bukan?? Film ini mencerminkan bahwa Islam sesungguhnya agama yang menyukai perdamaian dan kasih sayang kepada sesama. Selain itu, film ini semakin enak dipandang karena didukung dengan audio visual yang jelas. Seperti halnya dengan film India lainnya, film ini juga banyak mengandung gerak dan lagu dibeberapa adegannya. Bedanya, lagu-lagu dalam film ini tidak terkesan lebay. KElebihan lain adalah plot cerita yang sangat runtut dan segala permasalahan Rizvan dapat tergambar baik disini.
Kekurangan dari film ini adalah kurangnya kejelasan agama dari Mandira, apakah ia Hindu atau muslim. Selalin itu, ada pula kejanggaalan misalnya ketika Wihelmina terjadi bencana tidak ada satu aparat pun yang ikut mengevakuasi warga. Selain itu, ketika bantuam datang, seharusnya warga dievakuasi menjauh dari kawasan bencana, bukan malah berlindung di gereja.